Abakku Sayang Abakku Malang Dalam Cerpen Abak karya Farizal Sikumbang
Oleh
Nur Jamilah (10.0487)
PBSI C
Pada cerpen Abak Karya
Farizal Sikumbang ada hal yang sangat menarik yakni menceritakan sebuah
keluarga yang memiliki adat dan budaya yang kental. hal ini dapat dilihat dari
kehidupan keluarga yang terdiri dari Abak (ayah), Mande (ibu), dan dua orang
putrinya. Mulaya kehidupan mereka begitu bahagia namun semenjak abak berhenti
dari pekerjaannya mengangkut barang di pelabuhan teluk bayur, namun berhubung
Abak sudah cukup tua dan sering sakit-sakitan, ia berhenti dari pekerjaanya. Kini
Abak hanya dirumah saja dan menjadi pengangguran. Sejak Abak tidak bekerja
mande isterinya bekerja menanami padi di sawah milik orang. Kini mande tidak
mendapat tawaran bekerja di sawah lagi karena wabah hama yang merusak tanaman
padi. Sehingga mande kehilangan mata pencaharian.
Sejak itu Uni Ida (anak
pertama perempuan) menjadi tulang punggung keluarga, lebih tepatnya Uda Bahar
suami uni ida yang memenuhi kebutuhan mereka karena dia yang bekerja. Sejak
itulah mande, Uni Ida, dan Uda Bahar tidak menyukai Abak karena ia sudah tidak
bisa mencari pekerjaan. Bagi mereka abak hanyalah beban saja. Mereka
mengucilkan Abak dan tidak mengiraukannya. Dalam adat minangkabau jika anaknya
menikah harus terlepas dari mertuanya dan harus mempunyai rumah sendiri.
Sedangkan Abak sebagai orang minangkabau dia tinggal bersama menantunya, hal
ini yang dianggap menyalahi adat minangkabau. Apalagi rumah yang mereka
tinggali adalah rumah turun temurun dari keluarga Mande. Sehingga Abak tidak
mempunyai hak atas rumah yang mereka tinggali selama ini. Disitulah alasan
mengapa Mande, Uni Ida, dan Uda Bahar
benci kepada Abak. Pada sore hari Uni Ida bertengkar dengan Abak, Abak tidak
kuat menerima perlakuan tidak baik dari keluarganya sehingga malam harinya ia memutuskan pergi dari rumah.
Orang- orang kampung menyalahkan mande dan Uni Ida karena telah
menelatarkan Abak. Etek Supiah adik Abak sangat marah, dan ketika bertemu
dengan anak perempuan Abak yang kecil, Etek Supiah memaki-maki dia. Hingga
suatu hari anak perempuan Abak yang kecil menemuai ayahnya disebuah surau yang
sudah tua. Abak dibawakan makanan oleh anaknya, namun Abak tidak mau makan
makanan yang diwawa dari rumah. Setelah lama berbincang dengan anaknya abak
hanya berpesan pada anaknya agar anaknya agar rajin sekolah agar kelak dia
mempunyai pekerjaan dan kehidupannya akan lebih baik tidak seperti ayahnya yang
tidak berkuasa.
Selama satu bulan lebih
Abak tidak pulang dan hidupnya terlunta-lunta, terkadang ia tinggal di surau
atau di rumah saudaranya. Kepergian Abak tidak membuat isteri, anak dan
menantunya merasa bersalah. Sudah sekian lama kepergian Abak kehidupan rumah
menjadi asing. Dulu yang berkuasa di rumah adalah Abak, tetapi sekarang yang
berkuasa Uda Bahar, suami Uni Ida. Uda
sejak uda bahar berkuasa keadaan rumah mulai berubah. Abak tidak lagi
tinggal di surau. Abak mulai bekerja lagi, Abak sekarang bersama dengan Bako-ku
(pihak keluarga ayah). Sejak Mande dan Uni Ida enelantarkan
Abak, hubungan dari pihak Bako-ku mulai renggang. Suatu hari mande mengetahui
bahwa suaminya sudah dapat bekerja dan akan menikah lagi. Mande baru merasakan
menyesal dan karena selama ini telah menyianyiakan suaminya, kini suaminya akan
menikah dengan orang lain.
Seperti cerita tersebut
bahwa hal yang menarik dari cerpen ini adalah memaparkan sebuah adat dan budaya
minangkabau. Dimana orang-orang minagkabau masih sangat berpegang teguh pada
adat dan budaya yang merupakan warisan dari nenek moyang mereka. Apabila ada
yang melanggar adat maka akan mendapat celaan meski terkadang tidak selamanya
adat dan budaya yang mereka anut itu benar. Misalnya saja, Tokoh Mande, Uni Ida
dan Uda Bahar, begitu membenci Abak, karena Abak sudah tidak bekerja lagi
hidupnya hanya menumpang saja. Dalam adat Minangkabau orang yang tidak memiliki
harta tidak mempunyai hak dan kekuasaan, selain apabila anak-anak mereka
menikah maka tidak boleh lagi tinggal serumah dengan mertuanya. Tokoh mande,
Uni Ida, dan Uda Bahar melakukan hal yang bertentangan dengan nilai kebenaran.
Mereka berbuat sangat kejam kepada Abak yang seharusnya mereka mengormatinya.
Dalam cerpen ini,
cerpenis ingin mengungkapkan realita kehidupan keluarga yang beradat Minangkabau
dimana banyak aturan-aturan yang harus ditaati oleh suku sumando. Cerpenis
ingin mengungkapkan kehidupan seorang yang masih berpegang teguh paada suatu
adat dan budaya nenek moyang mereka. Menurut mereka budaya tersebut merupakan
hal yang harus ditaati tanpa memperhatikan nilai-nilai kebenaran yang terkadang
dilanggar. Cerpen yang berjudul “Abak” cerpenis mengisahkan seorang Abak (ayah)
yang tidak dihargai dan dihormati lagi oleh isteri, anak, dan menantunya karena
ia sudah tidak bisa menghidupi keluarganya. Bahkan isteri, anak dan menantunya
tidak perduli lagi ketika abak memutuskan pergi dari rumah, hanya satu anak
perempuan terakhirnya yang masih memperdulikan ayahnya.
Adapun pesan yang ingin
disampaikan dalam cerpen ini adalah bahwa seseorang harus menuruti adat dan
budaya agar tidak mendapatkan celaan. Namun disisi lain terkadang adat juga
tidak sesuai dengan nilai kemanusiaan. Seperti halnya pada cerpen Abak. Abak
mendapatkan perlakuan kurang baik dari istri, anak, dan menantunya hanya
gara-gara Abak sudah tidak bisa bekerja dan menumpang hidup, mereka begitu
membencinya. Padahal hal itu merupakan perbuatan yang buruk dan tercela.
Padahal yang seharusnya mereka itu patuh dan tunduk dibawah seorang kepada
Abak. Selain itu terkadang tidak selamanya adat itu benar dan bisa dijadikan
tolak ukur kebenaran. Cerpen ini mengisahkan betapa tidak berdayanya seorang
Abak yang seharusnya ia sebagai kepala rumah tangga akan tetapi ia diperlakukan
dengan tidak baik oleh isteri, anak, dan menantun.
Selain itu pesan yang
ingin disampaikan pada cerpen tersebut adalah penyesalan yang dirasakan mande
karena telah menelantarkan suaminya, dan sekarang suaminya akan menikah dengan
orang lain. Seseorang harus bisa menghormati ayah, suami ataupun mertuanya.
Walau bagaimanapun Abak adalah kepala rumah tangga di dalam sebuah keluarga. Meski tidak
bekerja tapi jasanya dahulu pernah membesarkan dan menyayangi kita. kita harus
tau balas budi terhadap orang yang telah berjasa terhadap kita dan selalu
peduli terhadapnya meskipun keadaanya sekarang berbeda.
Dari pengalaman membaca saya sastra itu penting, karena dengan karya sastra, kita banyak mendapatkan pengalaman baru. Selain itu sastra juga
mempunyai nilai hiburan tersendiri bagi pembacanya. Berbeda dengan membaca
buku-buku lainnya yang tidak menghibur. Setelah saya membaca cerpen Abak Karya
Farizal Sikumbang, ada nilai-nilai yang sangat penting yang perlu kita ambil hikmahnya,
misalnya kita sebagai manusia harus saling menyayangi dan menghormati dan
menghargai orang lain, dan jangan jadikan adat atau budaya menjadi tolak ukur
sebuah kebenaran sehingga kita melupakan nilai-nilai kemanusiaan.
Sastra sangat penting dan berguna
semua itu dapat dilihat, bahwa sastra merupakan ungkapan pemikiran dan jiwa
seseorang untuk disampaikan kepada para pembaca. Dengan sasrta seseorang dapat
mengutarakan fenomena yang sedang terjadi pada saat itu. Misalnya dalam cerpen
di atas cerpenis mengungkapkan sebuah fenomena yang terjadi pada masyarakat
padang, dimana seseorang masih berpegang teguh dan menjunjung tinggi adat di
lingkungannya. Sehingga dari situlah kita dapat menilai baik buruknya adat dan budaya
pada suatu masyarakat. oleh karena itu sastra berguna karena sebagai kritikan.
Selain itu kegunaan sastra adalah dapat dijadikan referensi kepada kita. sastra memberikan
sebuah pengalaman pembelajaran hidup. Belajar arti kehidupan yang luas tidak
hanya dari sebuah kebahagian saja tapi kita juga belajar dalam pedihnya melalui
karya sastra. Jadi sastra merupakan gambaran nyata sebuah kehidupaan yang
dibuat oleh pengarang melalau sebuah dunia rekaan. Yang membuat kita bisa
memaknai hidup yang sebenarnya. Sastra tidak membuat kita menutup mata
terhahadap apa yang terjadi pada sekitar kita.
Kita sebagai generasi
muda harus bisa meneruskan warisan sastra dengan cara berkarya dengan apa yang
kita bisa. Berkarya melalui sastra dan memajukan pendidikan di Indonesia.Karya
Sastra akan membuat kita menjadi ada karena sebuah karya yang sangat berharga
akan dikenang sepanjang masa. Belajar terus dan berlatih membuat sebuah karya
sesuai dengan kemampuan kita. Semoga karya sastra di indonesia akan terus
berjaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar