Puisi merupakan karya sastra
yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Puisi dikenal memiliki kata-kata
yang indah dibuat melalaui imaginasi dari seorang penyair dari perasaan dan
diungkapkan melalui sebuah kata-kata yang indah.
Di indonesia banyak sekali
penyair yang menyalurkan karyanya melalui sebuah puisi sebut saja Sapadi Djoko
Damono yang dikenal memiliki karya yang
1. Aku
Ingin
Sapardi Djoko Damono adalah seorang
maestro puisi yang terkenal di Indonesia. Puisi-puisinya dikenal memiliki arti
yang mendalam, hal ini dapat dilihat dari diksi yang dipakai dalam puisi hasil
karyanya. Salah satu puisi karyanya yang menggunakan diksi menarik adalah aku
ingin. Pada puisi aku ingin Sapardi ingin bercerita tentang sebuah perasaan
cinta.
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikanya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan isyarat yang tak sempat
disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikanya
tiada
“Aku
ingin mencintaimu dengan sederhana:”
Sapardi
memilih diksi aku ingin mencintaimu dengan sederhana, pada puisi ini lebih
menekankan pada kata ingin dan sederhana yang memiliki arti sebuah keinginan
yang untuk mecintai tapi hanya dengan sebuah kesederhanaan.
“Dengan kata yang tak sempat diucapkan”
Dalam
puisi ini terdapat diksi yang memiliki arti sebuah pengungkapan perasan yang
tidak sempat diucapkan melalui kata-kata.
“Kayu kepada api yang menjadikanya abu”
Pengarang
memilih diksi kayu kepada api yang menjadikan abu. Sebuah pengandaian dengan
benda kayu kepada sebuah api yang sangat cepat sehingga tak bisa merasakan dan
membuat kayu menjadi sebuah abu.
“Dengan isyarat yang tak sempat
disampaikan”
“Awan kepada hujan yang menjadikanya
tiada”
Sebuah
diksi yang berupa isyarat dari seorang terhadap orang yang dicintainya tetapi
tidak sempat disampaikan. Dan pengarang mengandaikan dengan diksi awan kepada
hujan sebuah cinta yang tak sempat diucapkan karena membuat awan itu tiada
karena hujan.
Puisi
ini sangat menarik dan bagus sekali karena memilki diksi-diksi yang dipilih
sesuai dengan pengandian yang tepat padat dan sederhana. Meski puisi ini cukup
pendek tetapi memiliki arti yang mendalam untuk dipahami dan sangat cocok untuk
mahasiswa yang sedang belajar memahami sutau arti dari sebuah puisi.
2. Bulan
Sepotong
Salah satu contoh puisi yang memiliki diksi menarik
adalah Bulan yang Sepotong karya Raya Langit Rokhibah. Meski puisi ini cukup
pendek tetapi diksi yang dipakai cukup membuat berfikir mengenai arti dari
puisi ini.
Bulan
yang Sepotong
Bulan
sepotong
Berkaca
di jendelaku
Rindu
binara
Rindu
wajah
Dikaca
aku berkaca
Bulan
gigil sepotong wajah
“Bulan
sepotong”
Pada
puisi ini mengunakan kata “sepotong” yang mengungkapkan sesuatu yang tidak utuh,
tidak lengkap dan tidak sempurna lagi seperti biasanya.
“Berkaca
di jendelaku”
Diksi “
berkaca di jendelaku” menggambarkan bulan itu terlihat dari sebuah jendela yang
berada dirumahnya seakan-akan jendela itu seperti bingkai yang membingkai bulan
di sebuah kaca.
“Rindu binaraku”
Sebuah
ungkapan rindu terhadap “binara”, sebuah rindu terhadap apa yang ada diatas
sana. Sebuah kerinduan untuk bisa menggapai sesuatu diatas sana.
“Di kaca
aku berkaca”
Kata “di
kaca aku berkaca” melihat dirinya sendiri pada sesuatu yang memang terlihat
olehnya yaitu gambaran dirinya sendiri.
“Bulan
gigil di sepotong wajah”
Melihat
bulan yang terlihat gemetar diseptong wajah hal ini dapat diketahui karena
pengarang memilih diksi “gigil” yang berart gemetar.
Puisi
karya Raya Langit Rhokibah memiliki diksi yang indah karena menggunakan
kata-kata yang tidak secara langsung diungkapkan, hal ini yang membuat puisi
ini memiliki keindaan tersendiri jika diamati. Puisi ini cocok untuk anak
sekolah menengah atas karena mereka akan memiliki kosa kata baru dalam berlatih
menulis puisi.
3. Becak Mini
Keindahan puisi tidak hanya dapat
dilihat dari diksinya saja tetapi tipografi juga mendukung keindahan puisi
tersebut, seperti Si bentz yang memiliki karya puisi dengan tiporafi yang
berjudul Becak mini.
Becak
Mini
Ku awali dari sini
Belok
Menanti
Terseok
Muncul lagi
Sampai disini
“Ku awali dari sini” menandakan sebuah awal
dari perjalan becak mini dalam baris ini belum terlihat tipografinya.
“Ku
awalai dari sini”
“Belok”
Pada
baris ini tulisan sudah menjorok kenanan, pengarang menggunakan kata “belok”
untuk membentuk tipografi dari puisi ini.
“Ku
awalai dari sini”
“Belok”
“menanti”
Kata “menanti” pada baris ketiga dalam puisi ini
arahnya agak sedikit kearah kiri menandakan sebuah penantian dari sebuah
perjalanan dari becak mini.
“Ku
awalai dari sini”
“Belok”
“menanti”
“terseok”
Sebuah
perjalanan yang tidak mudah dialami oleh becak mini karena harus “terseok”
dalam melakukan sebuah perjalanan. Tipogarfi dalam baris ini sudah terlihat
cukup jelas meski belum sempurna.
“Ku
awali dari sini”
“Belok”
“menanti”
“terseok”
“Muncul
lagi”
Akhirnya
becak mini dapat “muncul lagi” setelah “terseok” “belok” dan “menanti” pada
baris ini sudah terbentuk tipografi sebuah tanda tanya (?).
“Ku
awali dari sini”
“Belok”
“menanti”
“terseok”
“Muncul
lagi”
“Sampai
di sini”
“Sampa
di sini” menandakan sebuah perjalanan yang telah berakhir dai becak mini dan
membuat puisi ini menjadi utuh dengan bentuk tipografi Sebuah tanda tanya (?)
dari puisi Becak Mini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar