Jumat, 24 Februari 2012

kritik sastra


Puisi merupakan karya sastra yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Puisi dikenal memiliki kata-kata yang indah dibuat melalaui imaginasi dari seorang penyair dari perasaan dan diungkapkan melalui sebuah kata-kata yang indah.
Di indonesia banyak sekali penyair yang menyalurkan karyanya melalui sebuah puisi sebut saja Sapadi Djoko Damono yang dikenal memiliki karya yang
1.      Aku Ingin
Sapardi Djoko Damono adalah seorang maestro puisi yang terkenal di Indonesia. Puisi-puisinya dikenal memiliki arti yang mendalam, hal ini dapat dilihat dari diksi yang dipakai dalam puisi hasil karyanya. Salah satu puisi karyanya yang menggunakan diksi menarik adalah aku ingin. Pada puisi aku ingin Sapardi ingin bercerita tentang sebuah perasaan cinta.
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikanya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikanya tiada

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:”
Sapardi memilih diksi aku ingin mencintaimu dengan sederhana, pada puisi ini lebih menekankan pada kata ingin dan sederhana yang memiliki arti sebuah keinginan yang untuk mecintai tapi hanya dengan sebuah kesederhanaan.
“Dengan kata yang tak sempat diucapkan”
Dalam puisi ini terdapat diksi yang memiliki arti sebuah pengungkapan perasan yang tidak sempat diucapkan melalui kata-kata.
“Kayu kepada api yang menjadikanya abu”
Pengarang memilih diksi kayu kepada api yang menjadikan abu. Sebuah pengandaian dengan benda kayu kepada sebuah api yang sangat cepat sehingga tak bisa merasakan dan membuat kayu menjadi sebuah abu.
“Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan”
“Awan kepada hujan yang menjadikanya tiada”

Sebuah diksi yang berupa isyarat dari seorang terhadap orang yang dicintainya tetapi tidak sempat disampaikan. Dan pengarang mengandaikan dengan diksi awan kepada hujan sebuah cinta yang tak sempat diucapkan karena membuat awan itu tiada karena hujan.
Puisi ini sangat menarik dan bagus sekali karena memilki diksi-diksi yang dipilih sesuai dengan pengandian yang tepat padat dan sederhana. Meski puisi ini cukup pendek tetapi memiliki arti yang mendalam untuk dipahami dan sangat cocok untuk mahasiswa yang sedang belajar memahami sutau arti dari sebuah puisi.
2.      Bulan Sepotong
Salah satu contoh puisi yang memiliki diksi menarik adalah Bulan yang Sepotong karya Raya Langit Rokhibah. Meski puisi ini cukup pendek tetapi diksi yang dipakai cukup membuat berfikir mengenai arti dari puisi ini.
Bulan yang Sepotong
Bulan sepotong
Berkaca di jendelaku
Rindu binara
Rindu wajah
Dikaca aku berkaca
Bulan gigil sepotong wajah
“Bulan sepotong”
Pada puisi ini mengunakan kata “sepotong” yang mengungkapkan sesuatu yang tidak utuh, tidak lengkap dan tidak sempurna lagi seperti biasanya.
“Berkaca di jendelaku”
Diksi “ berkaca di jendelaku” menggambarkan bulan itu terlihat dari sebuah jendela yang berada dirumahnya seakan-akan jendela itu seperti bingkai yang membingkai bulan di sebuah kaca.
“Rindu binaraku”
Sebuah ungkapan rindu terhadap “binara”, sebuah rindu terhadap apa yang ada diatas sana. Sebuah kerinduan untuk bisa menggapai sesuatu diatas sana.
“Di kaca aku berkaca”
Kata “di kaca aku berkaca” melihat dirinya sendiri pada sesuatu yang memang terlihat olehnya yaitu gambaran dirinya sendiri.
“Bulan gigil di sepotong wajah”
Melihat bulan yang terlihat gemetar diseptong wajah hal ini dapat diketahui karena pengarang memilih diksi “gigil” yang berart gemetar.
Puisi karya Raya Langit Rhokibah memiliki diksi yang indah karena menggunakan kata-kata yang tidak secara langsung diungkapkan, hal ini yang membuat puisi ini memiliki keindaan tersendiri jika diamati. Puisi ini cocok untuk anak sekolah menengah atas karena mereka akan memiliki kosa kata baru dalam berlatih menulis puisi.
3.       Becak Mini
Keindahan puisi tidak hanya dapat dilihat dari diksinya saja tetapi tipografi juga mendukung keindahan puisi tersebut, seperti Si bentz yang memiliki karya puisi dengan tiporafi yang berjudul Becak mini.

Becak Mini

Ku awali dari sini

Belok

Menanti

Terseok

Muncul lagi

Sampai disini
 “Ku awali dari sini” menandakan sebuah awal dari perjalan becak mini dalam baris ini belum terlihat tipografinya.
“Ku awalai dari sini”
“Belok”
Pada baris ini tulisan sudah menjorok kenanan, pengarang menggunakan kata “belok” untuk membentuk tipografi dari puisi ini.
“Ku awalai dari sini”
“Belok”
“menanti”
Kata “menanti” pada baris ketiga dalam puisi ini arahnya agak sedikit kearah kiri menandakan sebuah penantian dari sebuah perjalanan dari becak mini.
“Ku awalai dari sini”
“Belok”
“menanti”
“terseok”
Sebuah perjalanan yang tidak mudah dialami oleh becak mini karena harus “terseok” dalam melakukan sebuah perjalanan. Tipogarfi dalam baris ini sudah terlihat cukup jelas meski belum sempurna.
“Ku awali dari sini”
“Belok”

“menanti”

“terseok”

“Muncul lagi”
Akhirnya becak mini dapat “muncul lagi” setelah “terseok” “belok” dan “menanti” pada baris ini sudah terbentuk tipografi sebuah tanda tanya (?).
“Ku awali dari sini”
“Belok”
“menanti”
“terseok”
“Muncul lagi”
“Sampai di sini”
“Sampa di sini” menandakan sebuah perjalanan yang telah berakhir dai becak mini dan membuat puisi ini menjadi utuh dengan bentuk tipografi Sebuah tanda tanya (?) dari puisi Becak Mini.


           


           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar