Air Mata Kesedihan
Dalam Cerpen Pemakaman yang Bahagia
Karya Sungging Raga
Oleh
Hery susanto
Hal yang menarik
dalam cerpen ini adalah bercerita tentang seorang laki-laki yang sudah putus
asa dalam menjalani kehidupanya. Tak ada lagi yang bisa diharapkan dari
kehidupnya, selama hidupnya ia tak pernah merasakan bahagia. Pada waktu kecil
dia hidup dengan seoarang ayah yang keras, ayah yang suka suka melukainya
dengan kedua tanganya. Kehidupan penuh dengan luka fisik pada masa kecilnya.
Hingga ia ingin bisa membahagiakan batinya. Dia ingin berbuat sesuatu yang
memuaskan batinya dan akan menjadi sejrah dalam kehidupanya. Dia ingin membuat
pemakaman yang bahagia dan bersejarah mengenai kematianya.Suatu pagi ia bangun
dari tidur dengan mata yang masih berair. Dipandangnya istrinya yang masih
tidur dengan pulas disertai dengkuran yang keras. Dia tak habis pikir mengapa
dia bisa menikahi wanita yang mendengkur dengan keras hingga dia sendiri merasa
risih terhadap tetangga. Ketika ditanya tentang dengkuran itu ia menjawab bahwa
dia yang mendengkur. Memang dia merasa hidup kembali dengan lebih bahagia
dengan keadaan fisiknya yang terpenuhi. Tapi kali ini batinya yang begitu
tersiksa melihat tingkah laku istrinya.
Luka fisik yang dulu
dialaminya saat dia hidup dengan seorang ayah yang bengis dan keji menyuruh dia
menjual hewan curian kepada seoarang penadah.Sekarang dia hidup ditemai seorang
wanita yang dikenalnya saat mencuci baju ditepi sungai, dia selalu tertawa dan
wajahnya begitu mempesona. Dia membayangkan kebahagiaan yang telah lama
ditunggu olehnya. Tapi apalah arinya ketika tidur bersama dengkuranya tak secantik
wajahnya, saat malam tiba dia merasakan kesepian yang luar biasa yang tak
pernah dialaminya. Siksaan batinya tak lebih ringan dari siksaan fisiknya dulu
kali ini terasa menyudutkan dan mengasingkan dirinya. Bagaimana tidak, istri
yang seharusnya menemani dirinya setiap malam kini malah pergi dengan setiap
laki-laki hidung belang. Dia menganggap laki-laki itu ular yang
mengerikan.Hidupnya dipenuhi keresahan dan kegundahan yang tak berkesudahan,
setiap malam datang setiap malam laki-laki akan datang dan membawa istrinya.
Hingga malam itu
berlalu dan akhirnya pun hamil, meski begitu dia tak lantaran menjadi suami
yang bahagia keran belum tentu adalah anaknya. Munkin saja laki-laki hidung
belang yang jalang itu adalah ayahnya. Dia tak merasakan sebagai suami, bahkan
seminggu telah berlalu dia tak memberi nama. Setelah sebulan berlalu tiba-tiba
anak itu ada yang memberi nama tanpa dia ketahui tentunya bukan dirinya.Luka
batin yang mendalam meneyelimuti dirinya, belum genap sebulan istrinya
melahirkan sudah hilir mudik laki-laki yang membawanya. Dia merasa tak berguna
didalam rumahnya, rumah yang seharusnya menjadi surga baginya adalah neraka.
Hingga dia meyakini tidak akan ada kebahagiaan yang dia dapatkan selama
hidupnya. Sudah habis kesabarannya terhahadap istrinya yang sekan melupakanya. Hidupnya sungguh tersiksa,
tersiksa melihat istrinya yang selalu tertawa bahagia akan penderitaanya.
Memang wanita yang tertawa itu membahaiakan tetapi bila senyum dan tawanya begitu
mudah kepada siapa saja, itu akan menjadi pedang tajam yang menyayat hatinya
dan membuat luka yang menganga. Senyum itu mengiris daging hingga berdarah. Dan
terlalu miris untuk dinikmati senyumanya, hatinya lelah dan tak tentu arah.
Dia berpikir untuk
membuat sesuatu yang akan membuatnya bahagia. Dibelinya kertas dan ia tulis
dibawah pohon yang rindang penuh kedamaian. Ditulisnya surat, surat undangan
mengenai kematianya. Dalam surat itu tertuliskan jika kalian datang harus penuh
dengan tawa kebahagiaan tak ada pakaian hitam melainkan warna-warni yang
melambangkan keceriaan. Karena dia ingin kematiannya penuh dengan kebahagiaan.
Dikirimnya surat-surat itu kepada teman-temanya. Ada yang dia kirimkan secara
langsug ada pula yang ia poskan. Disitu ditulis kapan dia akan mengadakan
pemakaman yang bahagia. Hari itu memang hari yang bahagia dengan menghabiskan
sisa uangnya untuk membeli kertas dan
menulisnya. Setelah itu dia mendatangi sebuah gudang ksong yang terlatak
dibelakang rumahnya yang penuh sawang dan benda terbuang.
Hal yang berbeda terjadi saat istrinya
dinobatkan sebagai wanita termahal dikotanya,penobatan yang dilakukan
orang-orang bar. Disisi lain bayi itu menangis membutuhkan susu, dia telah siap
dengan dengan tali diatasnya dan minyak tanah dibawahnya. Ini akan menjadi
pemakaman yang bahagia ucapnya. Ke esokan harinya pemakaman itu benar-benar
terlaksana teman-teman yang hadir tak ada yang memaki baju hitam melainkan
warna-warni yang ceria. Merekapun tertawa bahagia melihat pemakaman itu, malah
mereka berpesta dengan minum bir di pemakaman itu. Pesta pemakaman itu pun usai
tak ada tisu sisa tangis yang haya ada kotoran makanan keceriaan. Tapi dari
kejauhan terlihat seorang wanita sendiri melangkah dengan jubah serba hitam dan
membawa bayi, menemui makam itu melewati nisan-nisan tua da akhirnya dia lemah
tak berdaya. Dan untuk kali pertama dia meneteakan air mata sepanjang hidupnya
yang selalu bahagia.
Kisah yang ingin
diangkat oleh penulis dalam kehidupan realita nyata adalah. Mengenai hati
seorang suami yang mempunyai istri seoarang wanita panggilan. Dalam hidupnya
yang paling penting adalah harta dibandingakan suaminya. Wanita pengibur itu
lebih suka membahagiakan laki-laki lain daripada suami sendiri. Dia tak peduli
meski dia telah memilki anak, baginya kehidupan yang penuh dengan uang adalah
kebahagiaan yang sesungguhnya. Tak pernah membuat suaminya bahagia bahkan
terkesan tidak ada upaya untuk memperdulikan suaminya sendiri saat berda
dirumah. Hingga suami itupun malu terhadap tetangganya.
Memang wanita yang
membuat hati senang adalah wanita yang selalu tersenyum bahagia, tapi bila
senyum dan tawa itu adalah milik semua orang maka suami seperti dibunuh secara
perlahan dengan tingkah lakunya. Suami itupun akan mencari kebahagiaan sendiri
yang membuatnya akan diperdulika oleh istrinya. Mati adalah jalan yang tepat
dipilih seorang suami untuk menyadarkan istrinya. Melalui sebuah pemakaman yang
bahagia, dia memberi tahu tentang hal yang akan membahagiakan dirinya kepada
teman-temannya. Saat dia mati maka istrinya akan peduli yang mengerti bahwa dia
telah mengabaikanya dan dia ingin diperhatikan seperti ini. Mersakan sedih
bersama meski di alam yang berbeda hingga penyeslan tiada berguna ketika telah
ditutup dengan pemakaman yang bahagia menurutnya.
Pesan dan amanat yang
ingin disampiakan penulis melalui cerpen ini adalah setiap orang pasti ingin
bahagia dalam menjalani kehidupanya. Meski terkadang selama hidupnya selalu
mengelami penderitaan yang tak pernah usai dan semakin berat meski dipenghujung
usianya. Ternyata luka batin lebih sakit daripada rasa sakit dari luka fisik
yang dapat hilang seiring waktu berjalan. Luka batin itu tak terlihat tapi
sangat menyiksa hingga tak diduga kadang dapat menghilangkan nyawa. Sebaiknya
dalam memilih sesuatu kita harus mengetahui secara cermat dan benar tidak hanya
dari luarnya saja. Kadan apa yang bagus dari luar belum tentu baik didalamnya,
maka pandai-pandailah dala memilih sesuatu khusunya memilih istri membtuhkan
sebuah pertimbangan yang tepat dan cermat. Jika tidak begitu bersiap saja untuk
mendapatkan sakit hati yang tak tertahan dan sangat menjadi beban kehidupan.
Sebagai seorang istri
hendaknya harus memberikan yang terbaik bagi suaminya, bukan berdandan untuk
orang lain tepai sama suami sendiri hanya biasa saja. Tentunya seorang suami
ingin dimengerti dan dipedulikan oleh istrinya. Bila kita tak peduli terhadap
orang yang mencintai dan mempertahikan kita, maka kita akan menyesal ketika
orang itu pergi meninggalkan kita. penyesalan memang datang selalu datang
terlambat tidak ada penyesalan yang berada didepan. Hargailah orang yang
mencintai kita dan membahagiakan kita, karena ketulusanya membuat kita menjadi
berharga.
Karya sastra itu
penting karena memalaui karya sastra kita bisa mengungkapkan ide dan pemikiran
kita. karya sastra adalah hal positif disaat dunia global sekarang, kita bisa
belajar banyak dari dunia sastra ada amanat, pesan gaya tulis dan mengungkapan
bahasa dan masih banyak lagi. Melalaui karya sastra seseorang dapat
mengekspresikan dirinya dalam hal yang posistif. Karya sastra merupakan sebuah
media untuk memberikan hal-hal baik sebuah pembelajaran bagi kehidupan manusia
terdpat dlam karya sastra. Melalui karya sastra kita bisa berfikir secara
kritis dan cerdas dalam menggunakan bahasa yang kita gunakan. Pada masa modern
generasi muda hanya sedikit aja yang dpedulikan karya sastra untuk itu kita
harus melestarikan karya sastra di Indonesia. Dapat dilakukan dengan banyak hal
untuk mengapresisasinya bisa dilakukan dengan memuat puisi, sandiwara drama dan
menulis cerpen adalah salah salah satunya. Untuk melakukan hal itu tidaklah mudah
diperlukan sebuah kesadaran diri dari hati nurani. Apalagi kita sebagai
mahasiswa patut mewujudkanya jika bukan kita siapa lagi generasi penerus bangsa
yang akan membawa Indonesia lebih baik lagi.
Karya sastra
meerupakan sarana untuk menyentuh hati para pembaca dengan kata-kata yang
tepat. Memberikan pesan dan amanat kepada pembacanya. Karya sastra memberikan
pembelajaran seni memalaui kata-kata yang disampaikan. Karya sastra memberikan
makana luhur yang terkandung didalamnya memberi sebuah gambaran potret
kehidupan pada manusia untuk melihat dunia sekitar, yang tak sangat luas dan
beraneka ragam sebuah permaslahan hidup yang harus diselesaikan. Karya sastra
juga bisa digunakan sebagai wahana kritik sosial secara tidak langsung tanpa
harus menginggung. Belajar karya sastra merupakan belajar mengerti akan arti
hidup yang sebenarnya, meski dunia sastra adalah dunia rekaan tetapi rekaan itu
adalah sebuah potret kehidupan manusia yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar