Senin, 27 Februari 2012

pemakaman bahagia


Air Mata Kesedihan Dalam Cerpen Pemakaman yang Bahagia
Karya Sungging Raga
Oleh
Hery susanto
Hal yang menarik dalam cerpen ini adalah bercerita tentang seorang laki-laki yang sudah putus asa dalam menjalani kehidupanya. Tak ada lagi yang bisa diharapkan dari kehidupnya, selama hidupnya ia tak pernah merasakan bahagia. Pada waktu kecil dia hidup dengan seoarang ayah yang keras, ayah yang suka suka melukainya dengan kedua tanganya. Kehidupan penuh dengan luka fisik pada masa kecilnya. Hingga ia ingin bisa membahagiakan batinya. Dia ingin berbuat sesuatu yang memuaskan batinya dan akan menjadi sejrah dalam kehidupanya. Dia ingin membuat pemakaman yang bahagia dan bersejarah mengenai kematianya.Suatu pagi ia bangun dari tidur dengan mata yang masih berair. Dipandangnya istrinya yang masih tidur dengan pulas disertai dengkuran yang keras. Dia tak habis pikir mengapa dia bisa menikahi wanita yang mendengkur dengan keras hingga dia sendiri merasa risih terhadap tetangga. Ketika ditanya tentang dengkuran itu ia menjawab bahwa dia yang mendengkur. Memang dia merasa hidup kembali dengan lebih bahagia dengan keadaan fisiknya yang terpenuhi. Tapi kali ini batinya yang begitu tersiksa melihat tingkah laku istrinya.
Luka fisik yang dulu dialaminya saat dia hidup dengan seorang ayah yang bengis dan keji menyuruh dia menjual hewan curian kepada seoarang penadah.Sekarang dia hidup ditemai seorang wanita yang dikenalnya saat mencuci baju ditepi sungai, dia selalu tertawa dan wajahnya begitu mempesona. Dia membayangkan kebahagiaan yang telah lama ditunggu olehnya. Tapi apalah arinya ketika tidur bersama dengkuranya tak secantik wajahnya, saat malam tiba dia merasakan kesepian yang luar biasa yang tak pernah dialaminya. Siksaan batinya tak lebih ringan dari siksaan fisiknya dulu kali ini terasa menyudutkan dan mengasingkan dirinya. Bagaimana tidak, istri yang seharusnya menemani dirinya setiap malam kini malah pergi dengan setiap laki-laki hidung belang. Dia menganggap laki-laki itu ular yang mengerikan.Hidupnya dipenuhi keresahan dan kegundahan yang tak berkesudahan, setiap malam datang setiap malam laki-laki akan datang dan membawa istrinya.
Hingga malam itu berlalu dan akhirnya pun hamil, meski begitu dia tak lantaran menjadi suami yang bahagia keran belum tentu adalah anaknya. Munkin saja laki-laki hidung belang yang jalang itu adalah ayahnya. Dia tak merasakan sebagai suami, bahkan seminggu telah berlalu dia tak memberi nama. Setelah sebulan berlalu tiba-tiba anak itu ada yang memberi nama tanpa dia ketahui tentunya bukan dirinya.Luka batin yang mendalam meneyelimuti dirinya, belum genap sebulan istrinya melahirkan sudah hilir mudik laki-laki yang membawanya. Dia merasa tak berguna didalam rumahnya, rumah yang seharusnya menjadi surga baginya adalah neraka. Hingga dia meyakini tidak akan ada kebahagiaan yang dia dapatkan selama hidupnya. Sudah habis kesabarannya terhahadap istrinya yang  sekan melupakanya. Hidupnya sungguh tersiksa, tersiksa melihat istrinya yang selalu tertawa bahagia akan penderitaanya. Memang wanita yang tertawa itu membahaiakan tetapi bila senyum dan tawanya begitu mudah kepada siapa saja, itu akan menjadi pedang tajam yang menyayat hatinya dan membuat luka yang menganga. Senyum itu mengiris daging hingga berdarah. Dan terlalu miris untuk dinikmati senyumanya, hatinya lelah dan tak tentu arah.

Dia berpikir untuk membuat sesuatu yang akan membuatnya bahagia. Dibelinya kertas dan ia tulis dibawah pohon yang rindang penuh kedamaian. Ditulisnya surat, surat undangan mengenai kematianya. Dalam surat itu tertuliskan jika kalian datang harus penuh dengan tawa kebahagiaan tak ada pakaian hitam melainkan warna-warni yang melambangkan keceriaan. Karena dia ingin kematiannya penuh dengan kebahagiaan. Dikirimnya surat-surat itu kepada teman-temanya. Ada yang dia kirimkan secara langsug ada pula yang ia poskan. Disitu ditulis kapan dia akan mengadakan pemakaman yang bahagia. Hari itu memang hari yang bahagia dengan menghabiskan sisa uangnya untuk membeli kertas  dan menulisnya. Setelah itu dia mendatangi sebuah gudang ksong yang terlatak dibelakang rumahnya yang penuh sawang dan benda terbuang.
 Hal yang berbeda terjadi saat istrinya dinobatkan sebagai wanita termahal dikotanya,penobatan yang dilakukan orang-orang bar. Disisi lain bayi itu menangis membutuhkan susu, dia telah siap dengan dengan tali diatasnya dan minyak tanah dibawahnya. Ini akan menjadi pemakaman yang bahagia ucapnya. Ke esokan harinya pemakaman itu benar-benar terlaksana teman-teman yang hadir tak ada yang memaki baju hitam melainkan warna-warni yang ceria. Merekapun tertawa bahagia melihat pemakaman itu, malah mereka berpesta dengan minum bir di pemakaman itu. Pesta pemakaman itu pun usai tak ada tisu sisa tangis yang haya ada kotoran makanan keceriaan. Tapi dari kejauhan terlihat seorang wanita sendiri melangkah dengan jubah serba hitam dan membawa bayi, menemui makam itu melewati nisan-nisan tua da akhirnya dia lemah tak berdaya. Dan untuk kali pertama dia meneteakan air mata sepanjang hidupnya yang selalu bahagia.
Kisah yang ingin diangkat oleh penulis dalam kehidupan realita nyata adalah. Mengenai hati seorang suami yang mempunyai istri seoarang wanita panggilan. Dalam hidupnya yang paling penting adalah harta dibandingakan suaminya. Wanita pengibur itu lebih suka membahagiakan laki-laki lain daripada suami sendiri. Dia tak peduli meski dia telah memilki anak, baginya kehidupan yang penuh dengan uang adalah kebahagiaan yang sesungguhnya. Tak pernah membuat suaminya bahagia bahkan terkesan tidak ada upaya untuk memperdulikan suaminya sendiri saat berda dirumah. Hingga suami itupun malu terhadap tetangganya.
Memang wanita yang membuat hati senang adalah wanita yang selalu tersenyum bahagia, tapi bila senyum dan tawa itu adalah milik semua orang maka suami seperti dibunuh secara perlahan dengan tingkah lakunya. Suami itupun akan mencari kebahagiaan sendiri yang membuatnya akan diperdulika oleh istrinya. Mati adalah jalan yang tepat dipilih seorang suami untuk menyadarkan istrinya. Melalui sebuah pemakaman yang bahagia, dia memberi tahu tentang hal yang akan membahagiakan dirinya kepada teman-temannya. Saat dia mati maka istrinya akan peduli yang mengerti bahwa dia telah mengabaikanya dan dia ingin diperhatikan seperti ini. Mersakan sedih bersama meski di alam yang berbeda hingga penyeslan tiada berguna ketika telah ditutup dengan pemakaman yang bahagia menurutnya.
Pesan dan amanat yang ingin disampiakan penulis melalui cerpen ini adalah setiap orang pasti ingin bahagia dalam menjalani kehidupanya. Meski terkadang selama hidupnya selalu mengelami penderitaan yang tak pernah usai dan semakin berat meski dipenghujung usianya. Ternyata luka batin lebih sakit daripada rasa sakit dari luka fisik yang dapat hilang seiring waktu berjalan. Luka batin itu tak terlihat tapi sangat menyiksa hingga tak diduga kadang dapat menghilangkan nyawa. Sebaiknya dalam memilih sesuatu kita harus mengetahui secara cermat dan benar tidak hanya dari luarnya saja. Kadan apa yang bagus dari luar belum tentu baik didalamnya, maka pandai-pandailah dala memilih sesuatu khusunya memilih istri membtuhkan sebuah pertimbangan yang tepat dan cermat. Jika tidak begitu bersiap saja untuk mendapatkan sakit hati yang tak tertahan dan sangat menjadi beban kehidupan.
Sebagai seorang istri hendaknya harus memberikan yang terbaik bagi suaminya, bukan berdandan untuk orang lain tepai sama suami sendiri hanya biasa saja. Tentunya seorang suami ingin dimengerti dan dipedulikan oleh istrinya. Bila kita tak peduli terhadap orang yang mencintai dan mempertahikan kita, maka kita akan menyesal ketika orang itu pergi meninggalkan kita. penyesalan memang datang selalu datang terlambat tidak ada penyesalan yang berada didepan. Hargailah orang yang mencintai kita dan membahagiakan kita, karena ketulusanya membuat kita menjadi berharga.
Karya sastra itu penting karena memalaui karya sastra kita bisa mengungkapkan ide dan pemikiran kita. karya sastra adalah hal positif disaat dunia global sekarang, kita bisa belajar banyak dari dunia sastra ada amanat, pesan gaya tulis dan mengungkapan bahasa dan masih banyak lagi. Melalaui karya sastra seseorang dapat mengekspresikan dirinya dalam hal yang posistif. Karya sastra merupakan sebuah media untuk memberikan hal-hal baik sebuah pembelajaran bagi kehidupan manusia terdpat dlam karya sastra. Melalui karya sastra kita bisa berfikir secara kritis dan cerdas dalam menggunakan bahasa yang kita gunakan. Pada masa modern generasi muda hanya sedikit aja yang dpedulikan karya sastra untuk itu kita harus melestarikan karya sastra di Indonesia. Dapat dilakukan dengan banyak hal untuk mengapresisasinya bisa dilakukan dengan memuat puisi, sandiwara drama dan menulis cerpen adalah salah salah satunya. Untuk melakukan hal itu tidaklah mudah diperlukan sebuah kesadaran diri dari hati nurani. Apalagi kita sebagai mahasiswa patut mewujudkanya jika bukan kita siapa lagi generasi penerus bangsa yang akan membawa Indonesia lebih baik lagi.
Karya sastra meerupakan sarana untuk menyentuh hati para pembaca dengan kata-kata yang tepat. Memberikan pesan dan amanat kepada pembacanya. Karya sastra memberikan pembelajaran seni memalaui kata-kata yang disampaikan. Karya sastra memberikan makana luhur yang terkandung didalamnya memberi sebuah gambaran potret kehidupan pada manusia untuk melihat dunia sekitar, yang tak sangat luas dan beraneka ragam sebuah permaslahan hidup yang harus diselesaikan. Karya sastra juga bisa digunakan sebagai wahana kritik sosial secara tidak langsung tanpa harus menginggung. Belajar karya sastra merupakan belajar mengerti akan arti hidup yang sebenarnya, meski dunia sastra adalah dunia rekaan tetapi rekaan itu adalah sebuah potret kehidupan manusia yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar